Selasa, 02 Agustus 2011

MENGENAL PERALATAN LISTRIK DI RUMAH

Ada baiknya kita mengenal peralatan listrik yang ada di rumah kita. Tujuannya adalah agar kita dapat memahami dan mengenal peralatan tersebut dari namanya, kegunaannya, syukur-syukur cara memperbaiki atau penanganan kalau terjadi gangguan pada peralatan tersebut. Tujuan yang lain adalah kalau kita mengenal minimal tahu namanya dari peralatan listrik itu, suatu saat apabila ada masalah misalnya kita harus memanggil orang atau teknisi untuk memperbaiki kita dapat langsung dengan cepat menyebutkan permasalahannya. Contoh lain yaitu ketika kita harus mengganti sendiri (kalau bisa), dan membeli di toko kita tidak perlu lama-lama menjelaskan kepada pelayan toko nama peralatan yang hendak kita beli. Satu lagi, pada suatu ketika kita sedang membangun rumah atau mengganti instalasi rumah kita kita bisa memeriksa peralatan atau material listrik yang akan dipasang sudah sesuai standar atau belum.

Mengenai standar, di Indonesia ada badan standar nasional (BSN), Lembaga Masalah Kelistrikan (LMK), dan Standar Nasional Indonesia (SNI). Peralatan listrik yang akan digunakan untuk instalasi harus memenuhi ketentuan Peraturan Umum instalasi Listrik (PUIL) *ayat 202 A2. Standarisasi peralatan yang ditetapkan oleh badan-badan standar tersebut sebagian besar juga berdasar pada standar internasional. PLN sendiri telah menetapkan standar dengan melakukan survey lapangan langsung dan mengeluarkan semacam sertifikasi untuk setiap pemasangan instalasi rumah baru.

Baiklah kita mulai langsung pembahasannya

1. Kabel Listrik
Untuk instalasi rumah tinggal menurut ukuran biasa menggunakan kabel berpenampang 2,5mm2 untuk power outlet (stop kontak). Kemudian untuk instalasi lampu-lampu menggunakan kabel berpenampang 1,5mm2 .
Kabel yang sering dipakai untuk instalasi rumah tinggal jenisnya antara lain:

NYA (Berisolasi PVC penghantar tembaga kawat tunggal)
Kabel ini biasa dipakai untuk instalasi berpipa (conduit) dan harus menggunakan pipa karena isolasinya tunggal (satu lapisan). Tidak baik digunakan untuk instalasi outdoor misal: lampu taman.




NYM (Berisolasi PVC berselubung karet penghantar tembaga kawat tunggal)
Warna isolasi terluarnya adalah putih. Tersedia dalam berbagai ukuran yang menentukan jumlah kawat di dalamnya contohnya : 2×1,5mm2, 2×2,5mm2, 3×1,5mm2, 4×2,5mm2 dan lain-lain. Yang menentukan jumlah kawat di dalam kabel adalah angka di depan “x”. Misal 2×1,5mm2 berarti 2 kawat masing-masing berukuran penampang 1,5mm2. Penghantar tembaga kawat tunggal, namun untuk penampang di atas 16mm2 penghantarnya berupa beberapa kawat yang dipilin menjadi satu.
Kabel jenis ini bisa digunakan untuk instalasi dalam rumah tanpa pipa kecuali ditanam dalam tembok. Untuk instalasi dalam tembok harus tetap menggunakan pipa conduit.

NYY (Berisolasi PVC berselubung PVC penghantar tembaga kawat tunggal)
Warna isolasi terluarnya hitam. Seperti NYM, kabel ini juga dalam berbagai ukuran penampang dan jumlah kawatnya.
Kabel ini bisa digunakan untuk instalasi indoor maupun outdoor tanpa pipa sekalipun (apabila terpaksa) karena isolasi kabel jenis ini kuat menghadapi berbagai cuaca (weatherproof). Satu lagi, kabel NYY ini harganya lebih mahal dari jenis-jenis kabel sebelumnya :) .

2. KWh (Kilo Watt Hour) meter
Peralatan ini milik PLN dan disegel, gunanya untuk mengukur beban yang dipakai. Berada di luar rumah agar memudahkan petugas pencatat setiap bulannya melakukan pencatatan meter Kwh. Alat ini dilengkapi pembatas arus (current limiter) berupa MCB yang juga disegel. Tujuan dipasang MCB ini adalah membatasi pemakaian sesuai dengan batas beban saat pertama registrasi atau pemasangan listrik misal 2A untuk daya 450VA, 4A untuk daya 900VA, 6A untuk daya 1300VA, dan sebagainya.

3. Pemutus Beban (Fuse / Sekring)
Alat ini adanya setelah Kwh meter milik PLN. Untuk pengaman arus lebih instalasi rumah, digunakan fuse atau sekring atau patron lebur yang apabila terjadi short (konslet) pada instalasi akan putus dan harus diganti dengan yang baru. Kemudian agar tidak setiap putus ganti baru yang artinya keluar duit lagi untuk beli, maka ada sekring otomatis yang bekerja dengan bimetal dan ada tombol resetnya. Jadi setiap terjadi masalah dalam instalasi, sekring otomatis akan memutuskan arus kemudian untuk mengembalikannya tidak perlu membeli yang baru (kalau tidak rusak) cukup tekan tombol dan listrik di rumah hidup lagi.
Sekring dengan berbagai ukuran yang biasa digunakan untuk instalasi rumah yaitu 2A, 4A, 6A, dan 10A.
Namun sekarang, alat ini mulai ditinggalkan dan digeser oleh MCB karena alasan keamanan (socketnya ulir sering rusak yang menimbulkan panas dan kebakaran) dan kepraktisannya (karena bimetal, setiap memutus beban karena panas sehingga harus menunggu beberapa saat untuk menghidupkannya kembali).

4. Miniatur Circuit Breaker (MCB)
Alat yang berfungsi untuk memutus hubungan listrik bekerja secara otomatis apabila ada arus atau beban lebih (melebihi kapasitas nomilan MCB tsb). Hal ini termasuk juga apabila terjadi short circuit atau hubung pendek atau konslet karena pada saat terjadi short, arus listrik akan melonjak naik. Sebagai pembatas beban, MCB dipasang bersama KWH meter dan disegel oleh PLN biasanya bertuas warna biru. Sedang untuk pengaman instalasi listrik di dalam alat ini bertugas menggantikan sekring biasanya warna hitam pada tuasnya. Untuk pengoperasiannya sangat sederhana yakni menggunakan tuas naik (on) dan turun (off).
Ukuran MCB sama seperti sekring ada 2Ampere, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, dst. MCB terdapat berbagai jenis untuk berbagai macam kebutuhan pemutusan arus listrik. Menurut phasa, ada 1phasa, 2phasa, 3phasa, dan menurut jenis peralatan yang akan diproteksi misal: instalasi motor 3phasa, instalasi tenaga, dll masing-masing berbeda jenis dan ratingnya.
Read More..

INSTALASI LISTRIK

____Instalasi Rumah___
Alat-alat listrik dari PLN yang kita tahu yaitu KWH meter..KWH meter merupakan alat pencatat energi per bulan (KWH)..PLN bertindak sebagai penyedia jasa..dari tiang listrik sampai terpasang kwh meter (meteran) di rumah. Selanjutnya hak konsumen memasang instalasi di rumah. namun semua itu perlu jaminan.biasanya org PLN memberikan hak kepada CV jasa listrik. Karena CV memiliki IZIN resmi,,

mengenal alat
1.KWH meter
tidak lagi menyinggung piringan dan magnet. KWH meter jika di buka ada 5 lubang..2 masukan, 2 keluaran dan 1 ground(bumi). Dalam kwh terdapat MCB (miniatur circuit Breaker). Misal sebuah rumah terpasang daya 900 VA jadi kapasitas MCB 900VA/220V = 4A. Ingat kapasitas daya terpasang dalam VoltAmper(VA) bukan Watt..kebanyakan org mengatakan Berapa watt rumah dayanya??.
Lihat rumah mengenal kapasitas terpasang..baca MCB jika CL2 artinya 450 VA jika CL4 900 setiap angka dibelakang CL x 220.
2. Dari tiang listrik membawa satu fasa(api biasa dikenal umum) dan satu netral..masuk melalui MCB kwh meter kemudian masuk dalam 2lubang input dan buat 2 kabel keluaran terhubung lagi ke MCB baru ke beban..
3. Cara terhubung kabel ke MCB..jika dibuka MCB ada dua mur,,cara menyambung sama seperti pada saklar biasa. Potong kabel dan sangkutkan pada masing2x mur..
4. Yang pertama di lakukan adalah menyambung-nyambung beban baru sambung terakhir ke kwh meter.
5. Yang dikatakan beban : kontak-kontak(stop kontak), lampu, ac, ingat saklar bukan beban. Pihak jasa instalatir menghitung biaya per beban.
6. Kita tahu bahwa dalam kabel listrik secara umum ada fasa(api) dan netral..lebih secara umum lagi masyarakat mengatakan positif negatif.,dalam beban ada fasa ada netral,,sedangkan di saklar hanya ada fasa(api). Itulah pada saat mencoba tes pen..lampu pada tes pen ada yang nyala ada yang tidak jika di masukkan pada lubang tes pen.
6. Cara menghubungkan kabel ke beban,,ambil kabel fasa dan kabel netral..sedangkan saklar..ambil satu kabel fasa letakkan pada satu titik dan satu titik keluaran terhubung beban( untuk beban lampu), kalau stop kontak dari sumber fasa langsung.
7. Kabel ground pengaman jika arus bocor,,letak kan pada stop kontak posisi tengah kemudian tanam ke tanah,,
8. Setiap kabel ada KHA( kemampuan hantar arus) pilih sesuai dengan perhitungan.
9. Instalasi rumah terhubung paralel..
10. Jumlah total beban terpasang harus sama atau kurang dari 900 VA misal dari PLN. Jika total beban rumah kita melebihi 900 VA..jika beban kondisi full (hidup semua/bekerja semua) kwh MCB akan trip( lepas/turun)..karena jika beban full maka arus juga full melebihi KHA MCB yaitu 4 A..sekarang sekring byk digantikan oleh MCB..
Read More..

Kamis, 07 Juli 2011

CARA MENGGUNAKAN ALAT UKUR GROUNDING


Hari ini gue teringat kalo gue pernah bekerja pada suatu perusahaan di Jakarta dan di tempatkan di electrical departement dan salah satu tugas gue adalah mengukur grounding. Berikut ini gue persembahkan prosedur pengukuran grounding yang masih gue ingat

1.Periksa kondisi kabel grounding BC yang akan diukur. Bila kotor bersihkan dahulu permukaan kabel tersebut dengan kertas amplas agar jepitan kabel probe dapat menyentuh langsung bagian permukaan tembaga yang sudah bersih dan untuk mencegah terjadinya kesalahan pembacaan pada alat ukur.

2.Periksa kondisi dan perlengkapan penunjang alat ukur digital earth resistance meter.

3.Lakukan pengukuran sebagai berikut :
3a.Bentangkan kabel warna merah sepanjang 20 meter. Ujung kabel yang menggunakan sepatu kabel adalah untuk dijepit ke batang angkur, sedangkan ujung yang lainnya dihubungkan ke alat ukur pada terminal C (Terminal C terdapat pada alat ukur). Kemudian tancapkan angkur kedalam tanah.

3b.Bentangkan kabel warna Biru sepanjang 10 meter. Ujung kabel yang menggunakan sepatu kabel adalah untuk dijepit ke batang angkur, sedangkan ujung yang lainnya dihubungkan ke alat ukur pada terminal P (Terminal P terdapat pada alat ukur). Kemudian tancapkan angkur kedalam tanah. Jarak angkur antara kabel warna merah dan biru adalah 5 sampai 10 meter.

3c.Hubungkan jepitan kabel warna hitam ke kabel grounding dan ujung yang lain dihubungkan ke terminal E (terminal terdapat pada alat ukur).

3d.Putar knob pada alat ukur keposisi CAL (calibration) sebelum melaksanakan pengukuran.

3e.Tekan tombol warna kuning pada alat ukur dan akan muncul angka 100 pada displai alat ukur.

3f.Lakukan pengukuran grounding (tahanan pentanahan) dengan memutar knob alat ukur pada poisisi 200 ohm atau 2000 ohm tergantung dari kondisi tanah pada area setempat yang akan diukur.

3g.Kemudian tekan tombol warna kuning dan pada displai alat ukur akan muncul nilai tahanan pentanahan.

3h.Nilai tahanan pentanahan yang ditentukan adalah ≤ 1 Ohm
Read More..

CARA MEMBUAT GROUNDING


Cara membuat grounding cukup mudah, yaitu dengan empersiapkan bahan-bahan yaitu :
Elektroda, berupa tembaga atau besi penghantar lainnya. Tembaga ini dikubur dalam posisi vertikal ke dalam tanah yang lembab dengan menggunakan palu. Dengan kedalaman tembaga semakin dalam adalah lebih baik. Bahan lainya adalah kabel dengan spesifikasi minimum kabel dengan ukuran 2,5” yang dihubungkan dengan aliran grounding instalasi rumah. Dengan terpasang nya sistem grounding, maka saluran grounding di rumah sudah dapat dipakai untuk kebutuhan seperti keperluan peralatan rumah tangga juga alat elektronik lainnya.

Gambar ini adalah sebuah stop kontak, seperti dijelaskan di atas bahwa lubang pada stop kontak ada dua yaitu kanan dan kiri juga ada elektroda yang mencolok keluar di atas dan dibawah adalah untuk grounding.
Pengukuran Kualitas Grounding
Pengukuran kualitas grounding dapat dilakukan dengan melihat gambar di atas dan menggunakan alat multimeter atau AVO (Ampere, Volt dan Ohm Meter) dengan petunjuk berikut :

-Fasa ke Netral
Untuk memastikan adanya aliran listrik standar listrik yaitu 220 Volt
-Fasa ke Ground
Nilainya sama yaitu 220 volt bila grounding normal
-Netral ke Ground:
Tegangan maksimal 5 volt yang digunakan sebagai standar
Untuk pengukuran tegangan listrik ini disarankan menggunakan pilihan pengukuran dengan option AC Volt dengan maksimal tegangan lebih dari 220 Volt, contohnya 250Volt atau 1000Volt.
Terlihat pada gambar ada 4 pilihan grup dalam selektor multimeter diantaranya yaitu :

Ohm meter yang berwarna biru, digunakan untuk mengukur resistansi atau tahanan suatu beban

DCmA atau DC milli Ampere berwarna putih digunakan untuk mengukur arus yang berkisaran maksimal 50mA

DCV atau DC Volt meter warna putih digunakan untuk mengukur tegangan DC mulai dari skala 10 Volt hingga 1000 Volt ACV atau AC

Volt berwarna merah digunakan untuk mengukur tegangan AC mulai dari skala 10 Volt hingga 1000 Volt


-Fasa ke Netral
disarankan menggunakan skala 250Volt AC pada Multimeter
-Fasa ke Ground
disarankan menggunakan skala 250Volt AC pada Multimeter
-Netral ke Ground
disarankan menggunakan skala 50Volt AC pada Multimeter
AC singkatan dari Alternating Current adalah arus bolak balik seperti tegangan dari PLN yaitu 220 volt dengan frekwensi 60Hz. Berbeda dengan DC berasal dari Direct Current adalah arus searah yang selalu memberikan tegangan konstan. Biasanya tegangan AC digunakan untuk perangkat rumah tangga seperti Magic Jar, Rice Cooker dan lain-lain, sedangkan tegangan DC biasanya digunakan untuk perangkat elektronik seperti walkman, modem, charger HP dan banyak lainya.
Read More..

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PANEL DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH


1. TUJUAN
1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan dapat merencanakan, memasang, dan memperbaiki panel distribusi dan instalasi listrik tegangan rendah.
1.2 Tujuan Instruksional Khusus
a. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan  perhitungan beban listrik.
b. Mahasiswa diharapkan dapat membuat single line diagram panel.
c. Mahasiswa diharapkan dapat membuat wiring diagram.
d. Mahasiswa trampil merakit pengawatan panel distribusi listrik.
e. Mahasiswa mampu mengatasi trouble shooting pada panel.

2. DASAR TEORI
2.1 Komponen Panel Distribusi Tenaga Listrik
Panel distribusi tenaga listrik berfungsi sebagai sistem pendistribusian tenaga listrik yang dihasilkan oleh sumber PLN dan atau diesel generator set. Panel distribusi terdiri dari berbagai peralatan listrik yang difabrikasi / diinstalasi menjadi rangkaian kontrol dan proteksi terhadap sumber tegangan dan beban, dengan komponen / peralatan listrik sebagai berikut :
2.1.1. Box Panel / Almari Panel
Rumah panel yaitu tempat / almari panel distribusi listrik yang di dalamnya terpasang peralatan listrik. Berdasarkan lokasi instalasi dan kondisi lingkungan sekitar, almari panel ini harus di desain agar dapat memberikan perlindungan terhadap benda asing / debu dan air, dengan menentukan tingkat perlindungannya IP (DIN 40 050, IEC Publ. 144). Kode IP disertai dua angka, angka pertama menunjukkan perlindungan terhadap sentuhan dan benda padat, angka kedua menunjukkan perlindungan terhadap benda cair.
2.1.2.Indikator dan Metering
Pada panel dibutuhkan peralatan / instrument yang dipasang untuk melakukan monitoring kelistrikan yang ada. Suatu panel distribusi listrik umumnya dipasang metering yang standart yaitu : Ampere meter, Voltmeter, Kw meter, Frekuensi meter, Cos phi meter, dan untuk panel generator set yang bekerja paralel digunakan Zero volt meter, Double volt meter, dan synkronoskop, dan juga dilengkapi dengan indikator lampu (pilot lamp).
Dalam pemasangan Ampere meter, Kw meter, Cos phi meter dibutuhkanCurrent Transformer (CT) yang bekerja dengan perbandingan arus sekunder 5 A. untuk pemggunaan volt meter digunakan Vss (Volt selector switch) untuk mengatur pembacaan sesuai kebutuhan (mis. : phase – netral atau phase – phase).
2.1.3. Circuit Breaker
Panel distribusi membutuhkan peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengaman terhadap terjadinya gangguan yang disebabkan oleh hubung singkat (short circuit) dan pembebanan yang melebihi kapasitas arus yang terjadi secara cepat (over loading), keandalan dari suatu breaker ditentukan dari kecepatan memutus jika terjadi gangguan dan kemampuan untuk menahan arus hubung singkat secara cepat. Dalam panel distribusi tegangan rendah terdiri dari bermacam – macam breaker sesuai dengan kapasitasnya yaitu antara lain : miniature circuit breaker (MCB), moulded circuit breaker (MCCB), no fuse breaker (NFB), NT fuse, air blast circuit breaker (ACB), yang mempunyai berbagai kutub dari satu sampai empat kutub. Dalam mamilih kutub circuit breaker, hal – hal yang harus dipertimbangkan adalah :
  • Karakteristik sistem dimana circuit breaker tersebut dipasang.
  • Kebutuhan akan kontinuitas pelayanan sumber daya listrik.
  • Aturan dan standar proteksi yang berlaku.
Karakteristik sistem
  1. Sistem Tegangan
    Tegangan operasional dari CB harus lebih besar atau minimum sama dengan tegangan sistem.
  2. Frekuensi sistem
    Frekuensi pengenal CB harus sesuai dengan frekuensi sistem.
  3. Arus pengenal
    Arus pengenal CB harus disesuaikan dengan arus beban yang dilewatkan oleh kabel dan harus dari arus ambang yang diijinkan pada kabel.
  4. Kapasitas pemutusan
    Kapasitas pemutusan CB paling sedikit sama dengan arus hubung singkat prospektif yang mungkin terjadi.
  5. Jumlah pole
    Jumlah pole dari CB tergantung dari sistem pembumiannya.
Kebutuhan kontinuitas sumber daya
Dalam memilih CB harus diperhatikan :
  1. Diskriminasi total dari dua CB yang ditempatkan secara seri.
  2. Diskriminasi terbatas (sebagian), diskriminasi hanya dijamin sampai tingkat arus gangguan tertentu.
Aturan dan standar proteksi
Aturan instalasi listrik yang berlaku seperti PUIL, BKI harus diikuti. Standar yang diacu baik local atau internasional seperti SPLN, IEC 60947-2 harus diperhatikan. Penanaman tipe MCB beragam, tergantung pada pabrik pembuat, data pemakaian yang perlu adalah karakteristik tiap MCB untuk disesuaikan dengan kebutuhan sistem. Berikut ini contoh klasifikasi MCB (Instalasi Listrik II – Muhaimin ) :
  1. MCB tipe Z (rating dan breaking capacity kecil)
    Digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan trafo – trafo  tegangan yang peka.
  2. MCB tipe K (rating dan breaking capacity kecil)
    Digunakan untuk pengaman alat – alat rumah tangga (home appliance).
  3. MCB tipe G ( rating besar) untuk pengaman motor.
  4. MCB tipe L untuk pemgaman kabel atau jaringan.
  5. MCB tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan.
2.1.4. ELCB
Prinsip prinsip pengaman ini berdasarkan pada arus bocor yang terjadi. Arus bocor ini berdasarkan standar, umumnya tidak lebih dari 30 mA, alasan penetapan ini berdasarkan pada resistansi tubuh bila dikenai tegangan. Komponen ini tidak memiliki pengaman thermal dan magnetis, sehingga ELCB harus diamankan terhadap hubung singkat dan beban lebih oleh MCB di sisi atasnya. ELCB mempunyai mekanisme trip tersendiri dan juga dapat dioperasikan secara manual seperti saklar. Alat ini digunakan jika pengamanan arus bocor dibutuhkan pada sekelompok circuit yang maksimum terdiri dari 4 circuit.
Pengaman lain Modul Vigi (MG) merupakan kombinasi MCB dan ELCB dipakai ketika pengamanan penuh terhadap hubung singkat, beban lebih, dan arus bocor dibutuhkan pada circuit tunggal.
Modul Vigi (MG) merupakan pendeteksi arus bocor sebagai alat bantu MCB atau disebut juga relay arus bocor. Alat ini tidak memiliki mekanisme trip namun mengirimkan perintah secara mekanis ke MCB. Digunakan pada bangunan komersial dan aplikasi industri jika hubungan singkat tinggi dan MCB harus dipasang dengan baik.
2.1.5. Push Button
Adalah peralatan listrik yang berfungsi sebagai saklar impuls yang berfungsi dalam rangkaian listrik Push button ada dua macam, yaitu push button on dengan warna hijau yang bekerja dengan normally open dan push button off yang berwarna merah yang bekerja normally close pada rangkaian kontrol.
2.1.6. Kontaktor
Adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk memutus atau menghubungkan rangkaian listrik. Kontaktor terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu : kontak utama, kontak bantu, dan koil magnetic. Prinsip kerja kontaktor berdasarkan induksi elektromagnetik dimana koil magnetic kontaktor tersebut di supply sumber tegangan listrik AC / DC, pada kumparan tembaga tersebut terjadi induksi elektromagnetik sehingga dapat menarik bahan ferro magnetic yang ada di dekatnya (prinsip magnet buatan). Kapasitas penghubung dan pemutus suatu kontaktor dapat dilihat dari data teknik dari suatu kontaktor itu sendiri, jadi jika suatu kontaktor menghubungkan arus listrik yang melebihi kemampuan hantar arusnya (KHA) maka kontaktor tersebut akan leleh dan mengakibatkan hubung singkat.
2.1.7. Rell tembaga / Bus bar
Adalah tembaga batangan yang berfungsi untuk memberikan sistem distribusi listrik yang ada pada panel. Sebelum menentukan penampang bus bar / rel tembaga maka harus diperhitungkan / ditentukan berapa kemampuan hantaran arus (KHA) yang mengalir pada rel tembaga tersebut. Maka setelah itu ditentukan penampangnya. Busbar dapat mempunyai KHA yang lebih besar dari nominalnya jika busbar tersebut dicat dan diberi warna, sehingga dilapisi dengan cat, adapun warna standar yang dipakai sistem PLN, yaitu :
  • Warna merah                           adalah fasa L1
  • Warna kuning                          adalah fasa L2
  • Warna hitam                            adalah fasa L3
  • Warna biru                               adalah netral (N)
  • Warna kuning dan hijau      adalah grounding (PE)
2.1.8. Kabel daya / kontrol kabel
Adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk penghantar / konduktor listrik yang berfungsi untuk mendistribusikan listrik dari suatu sumber ke suatu beban. Kabel mempunyai luas penampang yang berbeda-beda tergantung dari kemampuan hantaran arus (KHA) yang digunakan. Perencanaan pemasangan power kabel / kontrol kabel harus mempertimbangkan terhadap suhu ruang dan pemasangan di udara atau di dalam tanah (underground). Jenis penghantar yang selama ini dipakai untuk kabel tegangan rendah / kabel di bawah tegangan kerja 1 kV dengan isolasi PVC.
Jenis kabel yang digunakan antara lain :
  1. NYY, jenis ini dapat digunakan sebagai kabel tenaga untuk instalasi industri dan dalam lemari hubung bagi. Apabila diperkirakan tidak akan ada gangguan mekanis, kabel ini dapat juga ditanam dalam tanah asal diberi perlindungan secukupnya.
  2. NYM, jenis kabel ini untuk instalasi penerangan dimana dalam pemasangannya tidak merusak isolasi PVC nya, tapi kabel jenis ini tidak boleh ditanam dalam tanah karena alasan keamanan dimana isolasinya tidak untuk kabel tanam.
  3. NYA, kabel inti tunggal dengan kawat tembaga berisolasi PVC seperti NYY.
  4. NYAF, berupa kabel inti tunggal dengan kawat tembaga berisolasi PVC fleksibel.
  5. BC (Bore Copper), digunakan untuk pentanahan berupa kabel tanpa isolasi, biasanya disambung dengan elektrode yang ditanam dalam tanah.
2.2. Perhitungan dan perencanaan penentuan spesifikasi komponen panel
Instalasi yang aman harus memenuhi ketentuan :
  1. KHA pengaman > I beban nominal
  2. KHA peralatan instalasi dan penghantar > KHA pengaman
Penentuan KHA penghantar dan pengaman (dengan menggunakan voltage drop) :
1 fasa : In =
http://arekteknik.com/wp-content/uploads/2011/04/140.jpg
3 fasa : In =
http://arekteknik.com/wp-content/uploads/2011/04/236.jpg
  • Dengan perolehan nilai ln diatas dapat ditentukan nilai Isn sehingga diperoleh nilai KHA pengaman yang digunakan.
  • Jenis pengaman disesuaikan dengan beban yang terpasang.
    Penentuan I max beban tergantung faktor pengali, mis. :
    - beban penerangan : 2
    - beban motor : 5
    (umumnya tertera pada name plate peralatan)
    Tiap tipe MCB juga memilki faktor pengali, mis. :
    - Tipe L : 3,1
    - Tipe G : 7,5
    - Tipe H : 8
    (perhatikan kurva karakteristik MCB dan brosur, lihat lampiran)
    Mis. beban penerangan digunakanMCB tipe L, maka terpenuhi :
    Isn x 3,1 > In x 2
  • Pemilihan penghantar dilakukan dengan acuan KHA dan kondisi lingkungan atau tempat pemasangan. Besarnya diameter kabel harus memberikan nilai KHA yang lebih besar dari KHA pengaman.
3. PERALATAN DAN KOMPONEN
Peralatan dan komponen yang dipakai dalam percobaan ini untuk setiap panel distribusi adalah sebagai berikut :
  1. Box panel (almari panel) ukuran 50 x 40 x 20 cm                  1 buah
  2. MCB 3 fase 220 / 380 V                                                                      2 buah
  3. MCB 1 fase 220 / 380 V                                                                      1 buah
  4. Kontaktor 25 Ampere                                                                         1 buah
  5. Auxiliary contact                                                                                  1 buah
  6. Push button ON, 220 V                                                                       1 buah
  7. Push button OFF, 220 V                                                                     1 buah
  8. Volt meter 0-500 V                                                                             1 buah
  9. Volt selector switch                                                                             1 buah
  10. Terminal strip                                                                                         32 buah
  11. Pilot lamp                                                                                                 2 buah
  12. kontrol kabel                                                                                           1 m
  13. Rell tembaga                                                                                            50 cm
  14. Isolator                                                                                                     6 biji
  15. Tool box                                                                                                   1 buah
  16. Multi tester                                                                                             1 buah
4. PROSEDUR KERJA
  1. Membuat single line diagram , yang meliputi : Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran nominal dari hasil perhitungan beban listrik yang akan dipasang.
  2. Membuat keterangan mengenai jenis dan beban listrik yang akan terpasang  dan pembagiannya pada beban tiga atau satu fasenya pada single line diagram.
  3. Menentukan jenis hantaran yang kan dipakai kemudian memeriksakan pada instruktur untuk mendapatkan persetujuan dan membuat gambar pelengkap panel distribusi yaitu :
    a. Gambar susunan komponen – komponen listrik busbar.
    b. Ganbar konstruksi panel dengan rail,isolator-isolator, terminal untuk kabel
    c. Gambar detail untuk satu kawat lokasi (gambar dengan pengawatan panel)
    d. Gambar susunan komponen-komponen untuk pintu panel.
    e. Gambar untuk sambungan kawat dengan pintu ( wiring diagram pintu panel)
    f. Gambar konstruksi pintu panel dan rencana pengukurannya.
    g. Fabrikasi panel (melakukan pekerjaan pengawatan) dengan semua detail gambar dam cara pemasangannya dan memakai standar warna sebagai berikut :
    - Warna kawat merah                : untuk fasa L1
    - Warna kawat kuning               : untuk fasa L2
    - Warna kawat hitam                 : untuk fasa L3
    - Warna kawat biru                    : untuk hantran netral (N)
    - Warna kawat kuning hijau   : untuk proteksi earth
5. PERHITUNGAN BEBAN
1). Electric Cooker 3 fase , 4 KW, cos φ = 0,76, η = 0,8.  Jarak dari panel 7 m.
http://arekteknik.com/wp-content/uploads/2011/04/a116.jpg
I sn = 10 A
S = P / cosφ = 4/0,8  = 5 KVA
S1 + S2 + S3 = S/3 = 5/3 = 1,67  KVA
  • Menggunakan MCB NC45 φ 3 katub pemakaian di perumahan.
2). Mesin cuci 1 fase  1,2 KW , cos φ = 0,8 , η = 0,85 , jarak dari panel 15 m.
http://arekteknik.com/wp-content/uploads/2011/04/a213.jpg
I sn = 10 A
S = P / cosφ = 1,2/0,8  = 1,5 KVA
  • Menggunakan MCB NC45φ 1 kutub, pemakaian di perumahan
3). Lampu TL 2 x 40 Watt, jarak dari panel 12 m, cos φ=0,8 , η=0,8
http://arekteknik.com/wp-content/uploads/2011/04/a310.jpg
S = P / cosφ = 0,08/0,8  = 0,1 KVA
4). Lampu pijar 100 Watt
http://arekteknik.com/wp-content/uploads/2011/04/a48.jpg
S = P / cosφ = 0,02/1  = 0,02 KVA
In total = 0,57 A + 0,909 A = 1,479 A
Isn = 2 A
  • Menggunakan MCB NC45 φ 1 katup pemakaian di perumahan
JENIS KABEL
Jenis kabel yang ada dalam kabel distribusi adalah NYA 1000volt dengan kuat arus maksimal dalam pipa 300 C.
  1. Mesin cuci 1 fasa
    In = 8,021 A
    Dilihat dari data teknik NYA, didapat penampang nominal 2,5 re sehingga pada kabel NYA yang berada di luar panel distribusi adalah 3 x 2,5 mm = 7,5 mm.
  2. Electric cooker 3 fasa
    In = 9,99 A
    Dilihat dari data teknik NYA, didapat penampang nominal 2,5 re sehingga pada kabel NYA yang berada di luar panel distribusi adalah 5 x 2,5 = 12,5 mm.
  3. Lampu TL 2×40 watt 1 fasa
    In = 0,568A
  4. Lampu pijar 100 watt 1 fasa
    In = 0,568A.
6. RANGKAIAN PERCOBAAN
http://arekteknik.com/wp-content/uploads/2011/04/b17.jpg
Gambar.4.1 Diagram Garis Tunggal
http://arekteknik.com/wp-content/uploads/2011/04/b24.jpg
Gambar.4.2.Rangkaian Kontrol
7. TABEL DATA HASIL PERCOBAAN
A. Pengukuran Tanpa Tegangan
No.
Hubungan Instalasi
Hasil Pengukuran

Semua MCB OFF

1
L1 terhadap N
0
2
L2 terhadap N
0
3
L3 terhadap N
0
4
L1 terhadap PE
0
5
L2 terhadap PE
0
6
L3 terhadap PE
0
7
N   terhadap PE
0

Semua MCB ON

8
L1 terhadap N
0
9
L2 terhadap N
0
10
L3 terhadap N
0
11
L1 terhadap PE
0
12
L2 terhadap PE
0
13
L3 terhadap PE
0
14
N   terhadap PE
0
Keterangan :
0 = Tidak ada hubungan
1 = ada hubungan
B. Pengukuran Dengan Teganagan
No.
Hubungan Instalasi
Hasil Pengukuran
1
L1 terhadap N
217
2
L2 terhadap N
217
3
L3 terhadap N
218
4
L1 terhadap PE
216
5
L2 terhadap PE
215
6
L3 terhadap PE
219
7
N   terhadap PE
1
8
L1 terhadap L2
376
9
L1 terhadap L3
378
10
L2 terhadap L3
376
11
Electric Cooker 3 Phase 
L1 terhadap N
L2 terhadap N
L3 terhadap N
 
216
217
217
12
Mesin Cuci 1 Phase 
L1 terhadap N
 
215
13
Lampu TL 2 x 40 Watt 
L2 terhadap N
 
215
14
2 Lampu Pijar 100 Watt 
L3 terhadap N
 
215

8. ANALISA DATA
Dari table hasil pengukuran tanpa tegangan baik ketika MCB OFF maupun ON semua hubungan instalasi menunjukan tidak ada hubungan , hal ini berarti semua instalasi telah terpasang dengan baik dan tidak ada yang terjadi hubungan singkat antar instalasi sehingga instalasi aman untuk digunakan.
Sedangkan pada pengukuran dengan tegangan tegangan antara fase dengan N maupun PE menunjukkan angka yang relative sama yaitu rata-rata sebesar 217 volt . dan tegangan antar fase rata-rata sebesar 376 volt. Dan  antara N dengan PE  hampir tidak ada tegangan atau tegangannya sangat kecil yaitu 1 volt.
9. KESIMPULAN
Untuk membuat panel distribusi terlebih dahulu yang dilakukan yaitu membuat perencanaannya  yang meliputi, perhitungan beban yang terpasang , pemilihan MCB sesuai dengan beban, pembuatan diagram garis tunggal, serta pembuatan diagram pengawatannya, jika semua instalasi sudah terpasang maka yang harus dilakuakn adalah melakukan pengujian terhadap instalasi apakah ada instalasi yang tidak terpasang dengan baik atau terjadi trouble shooting, yang dapat menyebabkan terjadinya hubungan singkat ( short ).
10. DAFTAR PUSTAKA
  • Watkins A.J Motor Calculation , Victoria Th 1979
  • Arnold Edward. Electrical Instalation Calculation, Birmingham, Th 1980
  • Setiawan E, Ir.Instalasi Listrik Arus Kuat jilid 3 . Th 1985
  • Hermagasantos Z. Ir. Msc. Aplikasi Instalasi Listrik . Bandung Th 1995
  • Herten. Van . Noordhoff Gronige. Netherland Th 1978
  • Muhaimin. Instalasi listrik 1. Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik Bandung

Read More..